Followers

Forgotten Visitor

Forgotten Box

About this blog

Free Download Mirc Full Version

Mau download MIRC Full Version

Silahkan disini

GRATISS... broo

Download Mirc Versi JadUl

download mIRC 2.1a
download mIRC 2.4a
download mIRC 2.5a
download mIRC 2.6b
download mIRC 2.7a

Read More......

Corel Draw 12

Tidak dilarang mengedit, mengkopi, dan menyeberluaskan. Ilmu itu tidak untuk disembunyikan, tetapi untuk disebarluaskan. Jika telah menguasai gunakan untuk hal yang positif!



CorelDraw 12 merupakan salah satu software desain grafis yang sangat terkenal. Berbagai fasilitas untuk mendesain tersedia di sini sehingga memudahkan para penggunanya untuk memanfaatkannya. CorelDraw 12 dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari membuat brosur, membuat pamphlet, surat undangan, majalah, brosur dan cover buku yang menarik.




Supaya dapat membuahkan hasil yang menarik, diperlukan latihan-latihan. Sebagai bahan latihan, akan saya paparkan tips & triks menggunakan coreldraw. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua…

1. Membuka Corel Draw

Klik Start à All Programs à pilih CorelDRAW Graphics Suite 12 à Klik CorelDraw 12.

Cara lain: Klik shortcut di desktop yang bertuliskan CorelDraw 12.

1. Tampilan Corel Draw

o Menu utama (1) à terdiri dari menu-menu untuk mengoperasikan CorelDraw 12.

o Standar (2) à perintah-perintah pada menu utama

o Property bar (3) à berisi tombol-tombol perintah tambahan.

o Tool box (4) à berisi alat untuk mendesain gambar.

o Ruler (5) à sebagai garis pengukur objek

o Color Pallete (6) à berisi perintah untuk memilih warna objek.

o Pages (7) à sebagai petunjuk halaman yang aktif.

o Lembar kerja (8) à halaman tampilan untuk tempat mendesain objek.


1. Menyimpan Desain File

Klik menu File à Save à tulis pada filename nama filenya à tekan Save.

1. Menutup File

Klik menu File à klik Close.

1. Menutup Program CorelDraw 12

Klik menu File à klik Exit.

1. Mengatur Ukuran/ Jenis Kertas

Klik menu File à New à klik kotak Paper Type/Size pada property bar pilih jenis kertas yang anda inginkan. Misalkan letter, legal, tabloid dsb.

1. Mengatur unit satuan

Klik Drawing Unit pada property bar untuk memilih unit satuan yang anda inginkan. Misalkan: inches, millimeters, dsb.

1. Menampilkan dan mengatur Grid

Klik menu View à Grid à garis grid akan ditampilkan.

Jika anda ingin mengubah garis grid menjadi titik-titik, klik menu View à Grid and Ruler Setup à muncul kotak dialog, pilih Show grid as dots untuk mengubah garis menjadi titik-titik.

1. Menambah halaman dalam satu file

Klik Pages (halaman yang aktif) misalkan Page 1 à Klik kanan, pilih Insert Page After.

1. Menghapus halaman dalam satu file

Klik Pages (halaman yang aktif) misalkan Page 2 à Klik kanan, pilih Delete Page Before.

1. Mengubah nama halaman dalam satu file

Klik Pages (halaman yang aktif) misalkan Page 1 à Klik kanan, pilih Rename.

1. Membuat objek segi empat

Klik Rectangle Tool pada Tool Box atau tekan F6 à pointer akan berubah menjadi tanda (+) à drag dan drop mouse pada lembar kerja à akan terbentuk persegi panjang.

Jika anda ingin membuat persegi/ bujur sangkar, Langkah sama seperti membuat persegi panjang. Hanya saja pada saat drag tombol kiri mouse sambil tekan Ctrl pada keyboard.

Jika ingin sudut dari segi empat di atas berbentuk melengkung (tidak siku) maka caranya adalah: tekan Pick Tool pada Tool Box à pilih objek segi empat tersebut à Klik Shape Tool (atau tekan F10) à Arahkan pointer pada sudut segi empat lalu drag (geser sedikit) dengan menekan tombol kiri mouse.

1. Membuat objek lingkaran

Klik Ellipse Tool pada Tool Box atau tekan F7 à pointer akan berubah menjadi tanda (+) à drag dan drop mouse pada lembar kerja à akan terbentuk lingkaran.

Jika anda ingin mengubah lingkaran menjadi variasi yang berbeda, Langkahnya drag lingkaran tersebut à klik Shape Tools pada Tool Box. Jika ingin bentuk pie, drag-lah lingkaran dari dalam. Jika ingin bentuk arc, drag-lah lingkaran dari luar.

1. Membuat objek polygon

Klik Polygon Tool atau tekan Y à arahkan pointer yang berbentuk (+) ke lembar kerja à tekan tombol kiri mouse geser secara diagonal sambil tekan tombol Ctrl pada keyboard à terbentuklah polygon segi lima.

Untuk menambah atau mengurangi segi tersebut, gunakan fasilitas Number of Point on Polygon à klik segi yang dikehendaki (missal 3) à akan terbentuk segitiga.

Untuk mengubah polygon menjadi bentuk bintang, lakukan langkah berikut. Drag segi lima à tekan shape Tool à arahkan pointer ke objek tersebut di antara dua segi yang berpotongan à tarik kedalam à terbentuk segi lima menjadi bintang.

1. Membuat objek spiral

Klik ke Polygon Tool à pilih Spiral Tool atau tekan A à pada lembar kerja klik dan geser tombol kiri mouse sambil tekan tombol Ctrl pada keyboard à terbentuklah spiral.

1. Membuat objek table

Klik polygon Tool à klik Grap Paper Tool atau tekan D à tekan dan geser tombol kiri mouse pada kanvas à terbentuklah table

1. Menggunakan Freehand Tool

Klik Freehand Tool pada Toolbox à pada kanvas klik tombol kiri mouse à drag kearah yang diinginkan à jika sudah sesuai keinginan, tekan tombol Esc pada keyboard untuk mengakhiri.

Apabila ingin melengkungkan garis, klik Shape Tool à tempatkan pointer pada garis yang ingin dilengkungkan à klik kanan mouse à klik pilihan To Curve.

1. Menggunakan Bezier Tool

Klik Bazier Tool pada Toolbox à pada kanvas klik satu kali pointer bertanda (+) à pindah ke posisi lain à klik lagi di posisi tersebut à lanjutkan hingga sesuai dengan objek yang diinginkan.

Bila ingin melengkungkan garis dari objek di atas, klik Shape Tool à tempatkan pointer pada garis yang ingin dilengkungkan à klik kanan mouse à klik pilihan To Curve

1. Menggunakan Dimension Tool

Buatlah sebuah objek, misalkan persegi panjang berukuran 8×8,5 cm à didalamnya buatlah lingkarang berdiameter 8,5 cm à pada Toolbox, klik Dimension Tool à pada Property Bar pilih Horisontal Tool (untuk menjelaskan garis mendatar) dan pilih Vertical Tool (untuk menjelaskan garis vertical) à pada Dimension Style pilih decimal dengan satuan 0 pada Dimension Precission à pada Dimension Unit pilih cm à aktifkan Show units for Dimension à klik tombol Text Position Drop Down à klik pilihan, teks dimensi di bagian tengah garis à Posisikan pointer pada garis yang akan diberi dimensi / keterangan.

1. Menggunakan 3 Point Curve Tool

Klik 3 Point Curve Tool pada Toolbox à pada kanvas, klik point 1 à drag dan lepaskan pada point 2 àklik di point 3 à terakhir satukan point 2 dengan point 1 dengan pointer.

1. Menggunakan Smart Drawing Tool

Klik Smart Drawing Tool pada Toolbox à pada Property Bar pada Shape Recognition Level, pilih Medium dan pada Smart Smooting Level, pilih Highest. à pada kanvas, klik point 1, point 2, point3 dan point 4 à Secara otomatis akan terbentuk objek yang simetris.

Read More......

4 Jenis Mahasiswa, Anda Termasuk Yang Mana?

1. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent)

Tahun 1994, kehidupan saya di Jepang di mulai. Saya beserta 14 orang yang lain sekolah bahasa Jepang di Shinjuku, nama sekolahnya Kokusai Gakuyukai. 1 tahun belajar bahasa Jepang, kita berhasil menghapal sekitar 1000 kanji. Kemampuan bahasa Jepang level 1 menurut Japanese Language Proficiency Test alias Nihongo Noryoku Shiken. Kebetulan karena saya senang nggombalin orang ngomong, percakapan bahasa Jepang saya cukup terasah (pera-pera). Di Kokusai Gakuyukai, kita juga diajari pelajaran dasar untuk Matematika, Fisika dan Kimia. Ini juga nggak masalah. Kurikulum Indonesia yang padat merayap plus rumus-rumus cepat ala bimbel :D, membuat soal-soal jadi relatif mudah dikerjakan. Karena saya newbie di dunia komputer, padahal harus masuk jurusan ilmu komputer, saya beli komputer murah untuk saya oprek. Newbie? yah bener, saya gaptek komputer waktu itu.

Saya kerja keras, saya bongkar PC, saya copoti card-cardnya karena pingin tahu, sampe akhirnya rusak hehehe. Terus nyoba mulai install Windows 3.1. Lebih dari 3 bulan, tiap malam saya keloni terus itu komputer, jadi lumayan mahir lah. Tahun 1995, masuk ke Saitama University dengan sangat PD dan semangat membara :). Nah pada tahap ini saya sebenarnya masuk ke jenis mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya. Dikiranya semua sesuai dengan yang dibayangkan dan diangankan.

2. Mahasiswa Yang Sadar Akan Ketidakmampuannya (Consciously Incompetent)

Masuk kampus, ternyata bekal kanji 1000 huruf nggak cukup. 1000 kanji itu level anak SD atau SMP di Jepang. Saya perlu lebih dari 30 menit untuk membaca 1 halaman buku textbook pelajaran, padahal orang Jepang hanya perlu 2-3 menit :( Kemahiran percakapan juga nggak banyak menolong karena mahasiswa Jepang membentuk grup-grup. Saya satu-satunya mahasiswa asing di Jurusan, nggak kebagian teman, meskipun sudah kerja keras tegur sapa, ngajak kenalan, nanya jam, nanya mata pelajaran, dsb. Matematika, Fisika, dan Kimia sebenarnya mudah, hanya masalahnya karena Kanji terbatas, kadang saya nggak ngerti yang ditanyain apa. Jadi kadang saya kerjasama dengan mahasiswa Jepang disamping saya, dia ngerti apa yang ditanyain, tapi nggak bisa ngerjakan. Sebaliknya saya nggak ngerti yang ditanyain, tapi sebenarnya bisa ngerjain … hehehe. Untuk praktek di lab komputer, ternyata semua pakai terminal Unix (Sun), sama sekali nggak ada mesin yang jalan under (Microsoft) Windows. Yang pasti, harus sering mainin command line di shell, untuk ngedit file hanya bisa pakai emacs, browsing hanya bisa pakai mosaic, laporan harus pakai latex, buat program harus pakai bahasa C atau perl (CGI) untuk yang berbasis web. Kenyataan membuat saya sadar akan ketidakmampuan saya :).

3. Mahasiswa Yang Sadar Akan Kemampuannya (Consciously Competence)

Karena sadar bahwa banyak hal yang ternyata saya belum mampu, yang saya lakukan adalah belajar keras. Saya kurangi tidur, saya perbanyak baca, perbanyak beli buku, beli kamus elektronik, banyak diskusi dengan teman-teman mahasiswa Jepang. Saya mulai banyak bermain-main dengan Linux dan FreeBSD di rumah untuk kompatibilitas dengan tugas kampus. Nyambung internet dengan dialup, mulai belajar mengelola server, mulai membuat program kecil-kecilan dengan bahasa C dan Perl. Banyak kerja part time, mulai dari nyuci piring, interpreter, code tester dan programmer. Saya mulai aktif di dunia kemahasiswaan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus, termasuk ikut mengurusi Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang sampai pernah terpilih jadi ketua umumnya. Knowledge dan skill di kampus terasah, experience dan manajemen keorganisasian juga terasah. Alhamdulillah saya mulai banyak punya teman Jepang, kadang makan bareng, main bareng atau ngoprek komputer bareng di asrama mereka. Untuk menambah ilmu kadigdayaan (sebenarnya sih untuk keperluan kerja part time ;) ), saya menambah peliharaan komputer di apartemen dengan Apple Macintosh dan beberapa Unix machine.

Tahun pertama dan kedua terlewati dengan baik, nilai lumayan dengan nuansa penuh kegembiraan. Saya berusaha semaksimal mungkin “menjual” kemampuan saya, baik dalam bentuk jasa alias sebagai interpeter, lecturer, programmer, software engineer, maupun dalam kemasan produk software yang saya buat (sistem informasi rumah sakit, sistem informasi periklanan, web application, network management system, dsb). Alhamdulillah saya sudah bisa mandiri dan mendapat banyak pengalaman dan keuntungan finansial mulai tahun ketiga kehidupan saya di Jepang, sehingga akhirnya saya putuskan menikah “dini” supaya lebih tenang, aman dan sehat ;). Nah pada masa ini jenis saya adalah semakin sadar akan kemampuan saya :).

4. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Kemampuannya (Unconsciously Competence)

Saya banyak ngejar kredit di tahun 1 dan 2, dengan harapan bisa tobikyu (loncat tingkat), meskipun saya kemudian nggak minat lagi karena ternyata di Jepang kalau kita loncat langsung ke program Master (S2), ijazah S1 nggak diberikan oleh Universitas. Resiko besar kalau saya balik Indonesia tanpa ijazah S1, urusan birokrasi pemerintahan (PNS) akan merepotkan, apalagi kalau nanti nyalon jadi walikota semarang, bisa kena pasal ijazah palsu … hehehe. Akhirnya tingkat 3 kuliah banyak kosong (sudah terambil di tingkat sebelumnya). Part time juga saya lebih selektif, hanya di bidang garapan saya saja, yang bisa kerja remote dan lebih bebas waktunya. Tidak ada lagi tempat untuk kerja kasar nyuci piring atau angkat karung. Saya terpaksa ambil mata kuliah jurusan lain untuk menjaga ritme kampus. Meskipun kadang ditolak professor pengajar, karena saya ambil mata kuliah semacam combustion, teknologi pendidikan, sistem tata kota, dsb yang nggak ada hubungan dengan computer science. Akhirnya karena keasyikan ngambil kredit, nggak sadar kelebihan kredit. Total terambil 170 kredit, padahal syarat lulus S1 hanya 118 kredit :D.

Sehari hampir 18 jam di depan komputer, kecuali tidur sekitar 6 jam, tugas kampus juga saya kerjakan dengan baik. Akhirnya masuklah saya ke masa, “nggak ngerti lagi mau ngapain di Internet” :D. Saya mulai suka iseng dan banyak aktif di dunia underground dengan berbagai nama samaran. Saya kadang membuat program looping tanpa stop untuk mbangunin admin kampus, alias men-downkan server karena overload CPU dan memori. Kadang nge-brute force account teman untuk ambil passwordnya, sehingga bisa baca email-email cintanya ;). Sampai akhirnya saya pernah kena skorsing 3 bulan karena ngecrack account professor-professor di kampus. Nah di masa ini, saya berubah jenis sebagai mahasiswa yang nggak sadar bahwa punya kemampuan untuk berbuat negatif dan merusak kestabilan kampus :).

Di sisi lain, saya banyak mendapatkan knowledge di Universitas, formal language dan automata, software project management, software metrics, requirement engineering, dsb yang pada saat dapat kita mikirnya ini nanti dipakai dimana yah :). Tapi ternyata semua itu bekal yang cukup berguna ketika harus masuk ke dunia industri dan menggarap project-project yang lebih riil. Kondisi seperti ini juga termasuk dalam posisi yang tidak sadar akan kemampuannya :)

Bagaimanapun juga mahasiswa sebaiknya di arahkan untuk menjadi jenis ke-3, yang sadar akan kemampuannya dan menggunakan kemampuannya untuk hal-hal positif. Kalaupun ada mahasiswa yang dengan skillnya terjebak tindakan negatif, pembimbing ataupun dosen juga harus bijak mensikapi. Bagaimanapun juga ini semua adalah proses belajar dan proses pematangan diri. Sebagai tambahan, 4 hal diatas diformulasikan orang dan terkenal dengan nama teori Experiential Learning. Lalu anda termasuk yang mana? Silakan dijawab sendiri.

Yang paling penting, apapun jenis anda, jangan pernah menyerah dan tetap dalam perdjoeangan !




Read More......

Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah

by Forgotten

research.jpgPuyeng dengan skripsi atau tugas akhir? Jangan kuatir, semua orang memang pernah mengalaminya. Nikmati dan warnai kehidupan akhir kampus dengan membuat tugas akhir yang bagus dan berkualitas. Sayang empat tahun proses pembelajaran kita kalau diakhiri dengan tugas akhir berkualitas rendah atau bahkan mengotorinya dengan membajak skripsi orang lain. Tugas akhir itu secara umum seharusnya berupa penelitian, meskipun beberapa jurusan ada yang mensyaratkan cukup dengan desain produk. Seri artikel ini sifatnya wajib dibaca ;) bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir

Sedikit mengulang dari apa yang saya tulis di artikel tentang hakekat kebenaran dan hakekat penelitian.

Hakekat penelitian bagaimanapun juga adalah untuk “memecahkan masalah yang dihadapi”. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang secara bahasa mengandung makna: re (kembali) dan to search (mencari). T. Hillway merangkumkan definisi penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita diskusi dulu tentang jenis penelitian. Intinya jenis penelitian bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.

  1. Tingkat Penerapan (Penelitian Dasar, Penelitian Terapan)
  2. Jenis Informasi Yang Diolah (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif)
  3. Perlakuan Terhadap Data (Penelitian Konfirmatori, Penelitian Eksploratori)
  4. Tujuan (Penelitian Deskripsi, Penelitian Korelasi, Penelitian Eksperimen)

Kalau kita gambarkan hubungan dan himpitan antara jenis penelitian, bentuk mudahnya akan seperti dibawah (ditulis ulang dari Ronny Kountur, 2007) . Secara umum, setiap penelitian memberi efek kecenderungan ke jenis dibawahnya. Contoh, penelitan deskripsi itu biasanya kualitatif dan sifatnya eksplanatori. Sebaliknya penelitian eksperimen dan korelasi biasanya pengolahan datanya kuantitatif, dan sifatnya konfirmatori.

jenispenelitian.jpg

Untuk jurusan computing (teknik informatika, sistem informasi, ilmu komputer) biasanya berupa penelitian terapan (bukan penelitian dasar) yang sifat pengolahan datanya kuantitatif. Penelitian lebih banyak ke arah konfirmatori (bukan eksploratori) yaitu dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis atau kerangka konsep yang sudah ditentukan. Dan tujuan penelitian biasanya untuk melihat korelasi antar variabel yang diteliti atau melakukan suatu eksperimen.

Tahapan penelitian sebenarnya hanya ada empat:

  1. Identifikasi (Penemuan) Masalah
  2. Perumusan Hipotesis
  3. Pengujian Hipotesis dan Analisis
  4. Kesimpulan

Kalau kita konversikan ke dalam struktur susunan tugas akhir mungkin tahapan penelitian itu akan terbagi seperti tabel di bawah:

tugasakhir-tahapanpenelitian.jpg

Perlu diingat, tugas akhir di beberapa bidang ilmu bisa tidak berbentuk penelitian, tapi hanya berupa desain produk. Contoh desain produk misalnya:

  • Desain Bangunan atau Mesin
  • Desain Sistem
  • Pengembangan Sistem Tanpa Didahului Identifikasi Masalah
  • Perencanaan Strategis Bisnis

Jadi implikasi dari hal diatas, beberapa kegiatan di bawah bukan termasuk penelitian.

  • Mengembangkan situs portal
  • Mengembangkan situs web pribadi
  • Mengembangkan sistem informasi
  • Mengembangkan multimedia pembelajaran

Untuk yang lagi bikin skripsi tentang pengembangan sistem informasi atau multimedia pembelajaran, jangan keburu stress dulu ;). Desain produk bisa menjadi penelitian ketika produk dibuat karena adanya “suatu masalah atau kebutuhan riil”. Tapi jangan lupa, produk tersebut juga harus diuji dengan beberapa parameter, dan kemudian dianalisa seberapa jauh terbukti bisa memecahkan masalah yang disetting di awal.

Nah contoh pengembangan situs portal yang termasuk penelitian misalnya dibawah:

  • Judul: Mengembangkan Situs Portal Traffic Tinggi dengan Teknik Search Engine Optimization (SEO)
  • Identifikasi Masalah: Situs portal sepi pengunjung
  • Perumusan Hipotesis: Teknik SEO dapat meningkatkan traffic situs
  • Buat Model atau Kerangka Konsep: Lakukan studi literatur tentang SEO dan rumuskan model serta teknik SEO yang tepat untuk situs portal yang sedang dibangun
  • Pengujian Hipotesis: Terapkan model SEO yang sudah dibuat. Uji parameter dalam model SEO
  • Analisa Hasil Pengujian: Terbukti bahwa model SEO kita kembangkan dapat meningkatkan traffic situs portal

Pengembangan multimedia pembelajaran yang berbasis penelitian, misalnya:

  • Judul: Multimedia pembelajaran Berbasis “Real Constructivisme” untuk Mata Kuliah Bahasa Formal dan Automata
  • Identifikasi Masalah: Mata Kuliah Bahasa Formal dan Automata sulit dipahamkan ke siswa dengan sistem kuliah konvensional, harus ditempuh teknik baru untuk memahamkan ke siswa
  • Perumusan Hipotesis: Multimedia pembelajaran harus dibuat berdasarkan teoi “real constructivisme” untuk mempermudah pemahaman siswa
  • Buat Model atau Kerangka Konsep: Lakukan studi literatur tentang “real construtivisme” dan rumuskan model khusus untuk multimedia pembelajaran tersebut
  • Pengujian Hipotesis: Terapkan dengan penelitian tindakan kelas (action research)
  • Analisa Hasil Pengujian: Terbukti multimedia berbasis “real constructivisme” dapat meningkatkan pemahaman siswa

Perlu dicatat bahwa penelitian itu berawal di masalah dan berakhir di pemecahan masalah. Kualitas penelitian ditentukan oleh kualitas “masalah“ yang diteliti, bukan karena ketinggian teknologi yang digunakan. Reviewer jurnal internasional menjadikan “masalah penelitian“ sebagai parameter utama proses review. Usahakan memilih “masalah penelitian” yang orisinil kita temukan. Meneliti masalah yang sudah diteliti orang lain membuat kita harus melakukan komparasi dengan approach orang lain tersebut

Ok sudah mulai paham? Sekarang gimana sih sebenarnya cara menemukan atau mengidentifikasi masalah itu?

Masalah bisa kita temukan lewat studi literatur, baik dari paper-paper di jurnal ilmiah atau proceedings conference. Untuk level D3 dan S1, bisa juga identifikasi masalah ini dari artikel di buku text book, majalah ilmiah, proceedings seminar atau surat kabar. Cara menemukan masalah yang kedua dan sebenarnya cara terbaik adalah lewat pengamatan lapangan. Nggak usah terlalu rumit-rumit, cukup fokuskan ke masalah yang ada di sekitar kita. Kalau kita mahasiswa ya sekarang perhatikan, mahasiswa, dosen atau kampus itu punya masalah apa yang belum dipecahkan dan kira-kira bisa dipecahkan dengan teknologi informasi. Ini kalau kita di jurusan computing, lain jurusan masalahnya bisa lain lagi. Pengamatan lapangan ini bisa juga dilakukan dengan menghadiri pameran industri, bedah buku, dsb. Intinya kejar masalah penelitian ini dari manapun, dan jangan lupa bahwa masalah penelitian ini benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan.

Oh ya, masalah yang kita bidik bisa datang dari 3 hal:

  • Masalah yang ada di manusianya sendiri (People and Problem)
  • Masalah di cara dan struktur kerja (Program)
  • Fenomena yang terjadi (Phenomenon)

Ok sudah semakin paham? Terus gimana kita bisa menentukan mana referensi untuk penelitian yang shahih?

Khususnya untuk tinjauan pustaka (studi literatur) pada saat menyusun hipotesis dan kerangka konsep atau model, usahakan untuk menggunakan jurnal ilmiah (internasional). Urutan dari yang terbaik untuk bidang computing adalah:

  1. Jurnal ilmiah yang diterbitkan IEEE dan ACM
  2. Jurnal ilmiah yang diterbitkan asosiasi ilmiah Lain. Biasanya bisa didapatkan dari elsevier.Com, EBSCOhost.Com atau sciencedirect.com
  3. Proceedings Conference (utamakan yang diterbitkan oleh IEEE Computer dan ACM)

Apabila kita punya rencana untuk bermain di level internasional, usahakan tidak menggunakan jurnal ilmiah Indonesia, meskipun sudah diakreditasi oleh Dikti.

Nggak ada uang untuk langganan jurnal ilmiah? Atau di kampus juga tidak tersedia jurnal online? Nggak perlu khawatir, bisa gunakan salah satu dari banyak jurnal ilmiah gratis yang sudah saya tulis lengkap di artikel sebelumnya. Paling tidak yang wajib dikunjungi oleh mahasiswa miskin tapi punya semangat penelitian seperti profesor ;) adalah:

Masih belum nyantol juga? Lebih paham kalau saya ceritakan dengan banyak contoh-contoh? Ikuti seri tulisan ini berikutnya :)

Read More......

Teknologi Engsel Ponsel

Teknologi Mobile Display digital Interface (MDDI) dirancang khusus untuk menjalankan fitur multimedia pada ponsel berdesain selain candy bar.

Desain candy bar sampai saat ini masih mendominasi model ponsel disamping desian lainnya seperti flip atau clamshell. Berbagai ponsel pun kini hadir dengan berbagai macam desain yang lebih menarik. Mulai dari slidding, swing, rotating display sampai dengan pop up display.


Desain ponsel selain candy bar mempunyai ciri yang khas antara layar dan keypadnya terpisah atau tidak berada dalam satu bagian. Bagi vendor ponsel desain seperti ini tentunya akan lebih rumit dalam membuatnya. Atau bisa saja dapat menambah biaya produksi, karena harus menyediakan komponen tambahan yaitu kabel yang menghubungkan bagian layar dengan bagian keypad.

Kini telah hadir standar teknologi terbaru untuk menghubungkan bagian layar dan keypad pada ponsel yang terpisah, namanya Mobile Display Digital Interface (MDDI). MDDI dikembangkan Qualcom. Teknologi ini diintegrasikan ke dalam chipset buatan Qualcom untuk perangkat bergerak. Khususnya perangkat yang menggunakan teknologi CDMA dan WCDMA. MDDI mulai dibuat pada chipset Qualcom dengan seri MSM6150 dan MSM6550 untuk teknologi CDMA2000 dan MSM6275 dan MSM6280 untuk teknologi WCDMA. Sepertinya teknologi MDDI ini khusus dikembangkan untuk mendukung teknologi seluler masa depan.

MDDI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan teknologi sebelumnya. Diantaranya yaitu lebih hemat dalam konsumsi daya baterai, mampu mensupport layar LCD dengan ukuran QVGA dan juga mampu mensuport kamera dengan ketajaman 1 megapixel sampai dengan 3 megapixel. Kemampuan MDDI tidak hanya mampu mengontrol satu layar, tetapi juga bisa mengontrol dua layar sekaligus (internal dan eksternal). Dan ada satu keunggulan lainnya yang menjadi andalan dari teknologi ini yaitu mampu mengurangi kabel yang melintas antara bagian layar dan keypad. Sebelumnya dibutuhkan 21 kabel, kini hanya lima kabel saja. Dengan sistem kerja dua kabel bertugas mentransfer data, dua kabel berfungsi sebagai sinkronisasi antara layar dan keypad sebagai controller dan satu kabel lagi berfungsi untuk mengalirkan daya. Dengan adanya pengurangan jumlah kabel ini, tentunya sagat bermanfaat bagi pihak vendor, karena mampu mengurangi biaya produksi.

Meskipun MDDI hanya membutuhkan lima kabel namun tidak mengurangi kecepatan transfernya. Bahkan teknologi ini tergolong kedalam teknologi yang mampu mentransfer data dalam kecepatan tinggi. Karena MDDI mampu mentransfer data secara bi-directional dengan kapasitas bandwith maksimum 3,2 gigabits per detik. Dengan begitu maka berbagai fitur multimedia dengan kapasitas besar, 3G games misalnya, tetap bisa dinikmati dengan nyaman. Padahal semakin canggih fitur yang dijalankan pada perangkat dengan desain layar dan keypad yang terpisah, maka jumlah kebel yang dibutuhkan untuk mentransfer data antara bagian keypad dan layar semakin banyak.

Beberapa vendor sudah mulai mengaplikasi teknologi MDDI ini, diantaranya yaitu Samsung dan Sharp. VESA (Video Elctronics Standards Association), yaitu organisasi dunia yang beranggotakan lebih dari 110 perusahaan elektronika, juga telah mensupport adanya standar teknologi terbaru ini. Kedepannya MDDI tampaknya tidak hanya diimplementasikan pada ponsel saja. Tetapi juga bisa diimplementasikan pada perangkat lainnya seperti laptop, pocket PC (PDA) dan lainnya.

Read More......